Friday 26 September 2008

Rezeki itu ALLAH yang atur kok..!!!

Malam ke 26 Romadhon 1429H.. pukul 11:09 WIB (26 September 2008)

Ditemani dengan secangkir minuman Sarsi ku menulis.

Ku punya sebuah kisah menarik ketika nge-kost waktu kuliah di Medan dulu. Kisah ini bukti bahwa memang klo rezeki itu gak kemana dan ALLAH yang atur..


Tiap tanggal 5 awal bulan, orangtua ku di Pekanbaru mengirimiku uang sebesar Rp.250.000 lewat bank. Uang sebesar itu dinilai pas untuk anak kost ketika itu. Maksud pas disini adalah cukup untuk makan selama sebulan, bayar listrik, bayar Air ledeng (PDAM), beli pasta gigi, sabun mandi, sabun cuci, foto kopi bahan kuliah sedikit-sedikit, ngerental komputer beberapa jam dalam sebulan, beli kerupuk sebagai teman ketika minum kopi/teh di sore hari. Klo untuk transportasi ke kampus ku hanya berjalan kaki, karena tempat kostku tidak jauh dari kampus.

Suatu kali.., ku kehabisan uang 2 hari sebelum datangnya kiriman. Hati ini pengen kali meminjam uang kepada teman buat makan 2 hari. Tapi ku teringat dengan ceramah teman2 di mesjid al-ghufron tempat biasa ku sholat bahwa ”rezeki itu datang dari ALLAH dan ALLAH telah atur itu, klo emang udah rezeki gak kan kemana”. Teringat hal itu ku coba mengurungkan niat untuk meminjam uang. mencoba sejauhmana perkataan itu bisa nyata ku alami.

Siang tanggal 3 adalah terakhir uangku habis, jadi untuk makan malam sudah tidak ada lagi, tapi ku coba tetap tenang. Ternyata habis sholat isya salah satu warga disana mengundang jemaah mesjid kenduri kerumahnya. Wal hasil ku tersenyum sambil berkata dalam hati ”hmm.. lepaslah untuk makan malam ini”.

Tanggal 4 pagi... ketika itu ku tidak sarapan pagi, dan memang biasanya ku jarang sarapan pagi.. selama ngekost ku lebih sering makan 2 kali, yakni siang habis zuhur dan malam habis isya.

Tanggal 4 siang..., kuliah cepat selesai ketika itu.., sehingga ku pulang ke kost sebelum zuhur, padahal biasanya zuhur masih di kampus. Zuhur ku sholat di mesjid al-qhufron, ternyata bang Ibrahim, salah seorang warga disana yang sudah lama gak kelihatan alias merantau muncul kembali. Cerita punya cerita rupanya dia baru walimahan dan sengaja datang membawa istrinya kerumah orangtuanya, dan dia mengajak kami (aku dan beberapa teman yang ada ketika itu) makan bersama di rumahnya untuk merasakan masakan istrinya. Wal hasil.. ku tersenyum kembali sambil berkata dalam hati ”hmm lepaslah untuk makan siang ini”.

Tanggal 4 malam.., seperti biasa ku dan teman2 sholat di mesjid al-qhufron.., setelah sholat isya.., aku dan teman2 cerita2 sebentar di mesjid, cerita punya cerita kemudian salah satu dari kami mengusulkan makan berjamaah.., akhirnya sebagian dari masing-masing kami merogoh koceknya untuk patungan membeli beberapa bungkus nasi.., yang jelas kecuali dirikulah.. , dan sebagian yang lainnya membawakan rantangan kateringnya. Sebagai informasi, makan berjamaah itu sangat berkah.., berdasarkan pengalaman, dua bungkus nasi itu cukup untuk makan bertiga. Klo gak salah ketika itu kami ada sekitar 5 orang. Dan makanan ketika itu bisa dibilang lebih dari cukup untuk kami semua. Wal hasil lepas juga makan malam ku...

Tanggal 5 , seperti biasa tanpa sarapan ku pergi ngampus..., habis zuhur pulang ke kost. Kali ini benar-benar belum ada tanda-tanda datangnya makanan.., keinginan untuk meminjam uang ke teman semakin besar.., setelah beberapa menit termenung di kost.., ku coba buka-buka kembali plastik-plastik asoi yang ada dirak tempat diletakkannya perlengkapan makan dan masak. (sudah sekitar 2 bulan ku gak masak, cuma beli nasi bungkus murah dengan lauk termurah) , Dan ternyata disalah satu plastik asoi tersebut masih tersisa beras lebih kurang dua genggam tangan. Ku coba menanak nasi dengan beras tersebut, sementara pikiran masih berfikir-fikir tentang pasangan nasi tersebut nantinya.

ketika itu sekitar pukul 13.30 WIB. Aneh bin ajaib.., ketika ku memasak nasi, temanku Kerno datang dengan membawa 2 bungkus indomie plus satu butir telur. Padahal temanku yang satu ini lebih sering ”numpang” makan ketimbang ”nraktir” makan. Dan baru kali ini kerno itu datang dengan cara seperti itu. Ku Cuma berucap ketika itu “Subhanallah....”.

Sorenya setelah ashar.., ketika ku melewati ATM BNI yang tak jauh dari kostku, tergetak hati ku untuk mencoba memasukkan kartu ATM BNI ku yang sudah lama tidak ku gunakan, karena ku yakin bahwa beberapa bulan sebelummnya ku sudah tarik habis uang di bank BNI tersebut. Hal itu ku lakukan karena ku memang ingin membekukan rekeningku di bank tersebut. Dan subhanallah.., ternyata setelah ku masukkan kartu ATM ku tersebut, dan ku pilih menu “cek saldo” ternyata ku masih bisa menarik uang sebesar Rp.20.000. dan mesin ATM tersebut pecahan uangnya pun Rp.20.000,-. Dengan uang ini cukup bagi ku untuk meneruskan hidup sampai 2 hari kedepan.

KHATIMAH.

Andaikan ketika sejak awalku sudah meminjam uang, maka ku tidak merasakan masakan istri bang ibrahim, karena kebiasaanku habis sholat zuhur segera pulang tanpa mau berlama-lama cerita di mesjid. Dan juga tidak akan ketemu dengan kerno yang membawa dua bungkus indomie+telor, karena bisa dipastikan andaikan ku punya uang ketika itu, maka ku sedang berada di warung makan ketika kerno datang ke kost ku, juga ku gak kan tau bahwa masih ada uangku tersisa di mesin ATM sebesar Rp.20.000,-


Ternyata apa yang terjadi pada diri kita saat ini merupakan efek dari keputusan kita sebelumnya.


== icun bin abdullah ==


Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment