Wednesday, 9 July 2008

Safar Sebelum Sholat Jumat

Pekanbaru, 7 Mei 2008 pukul 00.24 WIB

diatas platform mandriva 2006

dengan openoffice-1.1.5.

Perjalanan sebelum sholat jum'at.


Hari kamis siang di suatu waktu..

“Cun, pulang besok pagi yuk”, kata temanku sekost, senasib, sekantor dan se se lainnya.

“Siape je yang nak balek?” tanyaku.

“doli, pak ijal, idon. Kita pakai 2 kereta”, jawab temanku.


Akhirnya kami sepakat pulang ke pekanbaru besok pagi dengan ferry penyeberangan trip pertama. Sebenarnya ku sadar ketika itu tidak dianjurkannya melakukan perjalanan sebelum sholat jum'at pada hari jum'at, tapi karena sudah kesepakatan dan pertimbangan lama perjalanan, maka akhirnya disepakati juga. Dan lagi berdasarkan perhitungan dari hasil perjalanan yang sudah-sudah.., kami akan berada di daerah siak sri indrapura ketika masuk waktu zuhur, minimal kami sudah menyeberang di penyeberangan teluk mesjid, sehingga berdasarkan pengalaman tersebut, kami nantinya akan sholat jum'at di siak sri indrapura.


Hari Jum'at....

Perjalanan dari pulau bengkalis ke pekanbaru dengan menggunakan sepedamotor memang merupakan perjalanan yang mengasyikkan. Walaupun jarak tempuhnya cukup jauh dan melelahkan.., tapi rute perjalanannya cukup menghibur. Selama melakukan perjalanan, kita akan bertemu tiga kali penyeberangan. Pertama penyeberangan antar pulau, yakni dari pulau bengkalis ke sungai pakning yang teletak di pulau sumatera. Penyeberangan antar pulau dengan ferry penyeberangan ini memakan waktu lebih kurang 45 menit. Selama di didalam ferry kita disuguhi pemandangan laut yang cukup menghibur mata. Sesampai di sungai pakning, perjalanan diteruskan menuju sungai apit, tepatnya di desa teluk mesjid. Di teluk mesjid kita harus melakukan penyeberangan kembali, kali ini menyeberangi sungai siak dengan menggunakan ferry penyeberangan sungai yang dikelola oleh PT. Bumi Siak Pusako, PT. Bumi siak pusako adalah perusahaan minyak yang menguasai lahan minyak di landang minyak pedada dan jamrud yang sebelumnya dikelola oleh PT. Caltex. Wah... jangan ditanya berapa omset mereka perharinya dari ratusan sumur minyak yang masih produktif.., yang sebagiannya masih dikategorikan sebagai natural well. Perjalanan kembali diteruskan menuju perawang, sebelum memasuki kota perawang, kita dihadang kembali dengan sungai siak yang berbelit-belit itu. Jadi kita terpaksa melakukan penyeberangan sekali lagi dengan ferry penyeberangan sungai. Ferry penyeberangan yang masih dikelola oleh PT. Bumi siak pusako. Dari kota perawang ke pekanbaru menempuh perjalanan sekitar 1 jam.


Alur mundur... kembali ke desa teluk mesjid.

Kami sampai di desa teluk mesjid sekitar pukul 11.45. saat itu ferry penyeberangan berada di seberang sungai dan dari kejauhan terlihat sedang menurunkan penumpangnya. Kami dan beberapa mobil, fuso, truk dan sepedamotor lainnya sedang menanti ferry tersebut kembali menyeberangi sungai untuk menjemput kami, tentunya dengan membawa penumpang yang dari seberang sana yang ingin menyeberangi sungai ke sisi kami. Dari kejauhan kami melihat penumpang yang berada diseberang tidak naik ke ferry penyeberangan, usut punya usut, ternyata ferry lagi istirahat. Ternyata jadwal istirahat ferry tersebut mulai dari jam 12.00 sampai jam 13.00. Ape mau dikate...........

“pak.., mesjid dekat sini dimane ye..??” pertanyaan ini kami ajukan kepada salah seorang yang berjualan di tepian sungai. Biasanya para pengendara yang sedang menunggu ferry akan melepaskan lelahnya dengan duduk dan minum atau makan di warung-warung kecil didekat penyeberangan tersebut.

“Mesjid ade diseberang sane, dek. Sekitar 100 meter dari seberang, belok aje kekiri, ade mesjid kat sane” jawab pedagang tersebut.

“yang didekat sini tak de?” pertanyaan kedua kami.

“tak de.., jauh kat sane, di desa parit besar” jawab pedagang itu sambil menunjuk kearah belakang dari rute perjalanan kami.

Parit besar adalah sebuah desa terakhir yang kami lalui sekitar 30 menit sebelum kami sampai ke penyeberangan teluk mesjid. Kami tidak mungkin harus memaksakan diri mundur lagi kebelakang. Karena akan menghabiskan waktu sekitar 1 jam PP alias pulang-pergi. Akhirnya kami hanya bisa beristirahat disebuah warung sambil makan dan minum, sementara tidak jauh di seberang sungai orang-orang lagi melakukan sholat jum'at. Sungguh..., makan dan minum ketika orang2 melakukan sholat jum'at sangat mengiris hatiku saat itu...


Secara syar'i memang ada rukshoh atau keringanan bagi yang sedang melakukan safar atau perjalanan untuk tidak melakukan sholat jum'at. Tapi yang jelas dalam pikiran saya waktu itu adalah “inilah salah satu hikmah kenapa orang2 tua dahulu tidak menganjurkannya melakukan perjalanan sebelum sholat jum'at jika tidak penting sekali”.

(icun bin abdullah bin dun)

*********************************************************************

khatimah ..... (dikutip dari dari http://almanar.wordpress.com)

Safar tetap dibolehkan pada hari Jumat, yang terjadi khilaf adalah hukum safar di saat waktu shalat Jumat sudah masuk. Syeikh Al Islam Ibnu Qudamah menyebutkan bahwa dalam masalah ini ada dua pendapat. Imam Syafi’i, Ishaq dan Ibnu Mundir melarang, Ibnu Qudamah sendiri merajihkan pendapat ini.

Pendapat ini berdasarkan dalil sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasalam:”Barang siapa melakukan safar dari suatu wilayah yang ditegakkan shalat Jumat di dalamnya, maka maialikat akan meninggalkannya, dan tidak ditemani dalam safarnya, dan tidak di tolong atas hajatnya (HR. Ad Daruquthni). Juga dikarenakan kewajiban Jumat telah ada pada dirinya, maka tidak boleh dia melakukan aktivitas yang dilarang karena adanya Jumat, seperti bermain dan melakukan aktivitas jual beli.

Sedangkan mereka yang membolehkan adalah Abu Hanifah dan Imam Al Auza’i membolehkan. Mereka berdalil dengan pendapat Umar bin Khattab, bahwa beliau berkata:”Jumat tidak menghalangi safar”.

Akan tetapi khabar dari Umar radhiyallahu ‘anhu di atas dimaknai bahwa safar tetapi dibolehkan pada hari Jumat, selama belum masuk waktu shalat Jumat. Hal ini dikarenakan ada khabar yang juga datang dari Umar radhiyallahu ‘anhu tentang makruhnya safar pada hari Jumat. (lihat, Al Mughni 406-408, Bait Al Afkar Ad Dauliyah, 2004)

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment