Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan
(Studi Kritis PerayaanHUT RI)
icun_abra@yahoo.com
icunabra@gmail.com
Pekanbaru, 17 Agustus 2006
Pukul 00:59….
Masih terdengarnya musik dangdut dari tempat pertandingan permainan domino....
Sejak awal Agustus di sepanjang trotoar jalan protokol dipenuhi kain berwarna merah dan putih, hampir seluruh kendaraan bermotor baik yang beroda dua, tiga, empat atau lebih menambah aksesori kendaraannya dengan bendera merah putih. Di pangkal jalan masuk daerah perumahan didirikan gapura yg bercorakkan warna merah putih. Mulai dari gapura kayu alakadarnya sampai yang berdasarkan konstruksi bahan dan design yg matang dan penuh perhitungan.
Pak RT (Rukun Tetangga) mengundang para tokoh pemuda, orang tua atau yang dituakan dan ibu-ibu aktivis untuk mengadakan rapat menyambut 17 Agustus. Agenda utama rapatnya setiap tahun tidak jauh berbeda, agenda pertama adalah kegiatan apa yg dilaksanakan saat tujuh belasan, agenda kedua sumber dana yg harus didapat. Usulan untuk agenda pertama pun tidak banyak berbeda dari tahun ketahun, walaupun yang hadir sudah berganti generasi. Yah…udah lumrahnya bangsa
Coba kita kilas balik sejenak…..
Kita lihat perjuangan Jendral Sudirman.. walau harus di tandu.. tapi ia dan pejuang lainnya tetap bergrilya…. Nyawa mereka taruhkan... anak dan istri mereka tinggalkan.makan ngak kenyang.. tidur ngak tenang., setaip saat ancaman musuh selalu menghantui…!! Begitu juga pahlawan lainnya… Hasanuddin, Sultan Agung, Tuanku Tambusai…dan lain-lainnya!!! Karena jasa merekalah kita bisa seperti sekarang ini....!!
Coba kita renungkan….
Wajar ngak kita mengenang jasa besar mereka, mengenang tiap tetes keringat pejuang bangsa dengan bergadang dengan namanya “Domino” plus alunan musik yang me”lembek”
Wajar ngak kita mengenang tiap tetes darah pejuang bangsa dengan asyik menonton goyangan (maaf..) pantat dan dendangan suara biduawanita pada acara puncak 17-an..???!! (ibu-ibu kok ngak marah ya suami-suaminya melihat hal-hal seperti itu.. ??? benar-benar aneh bangsa ini….!!) Ku pikir itu hal yang kurang wajar (sekali lagi maaf..).
Dan yang paling aneh adalah setelah asyik dengan maksiat seperti itu..kemudian dipersilakan seorang yang tua dan dituakan yang “serba bisa”, untuk menutup acara tersebut dengan “Doa selamat atas bangsa”!!! (padahal kaki pak tua tersebut ikut goyang sewaktu pertengahan acara, walau tidak begitu kentara goyangannya.... Nauzhubillahi min zaalik )
Coba kita renungkan…
Beginikah sikap bangsa yang beradab menghormati jasa pendahulunya..??
Beginikah sikap bangsa yang bermoral menghargai pahlawan bangsanya..???
Begikah sikap bangsa yang mengenal Alah sebagai Robb, Allah sebagai Illah,mensyukuri NikmatNya..????
Coba kita renungkan..
Bukankah kita telah jauh dari Allah Subhanahuwata’ala..??
Bukankah kita telah jauh dari sifat Mulia…????
Bukankah kita telah menjadi bangsa yang tidak pandai membalas budi..??
Coba kita renungkan….
Kenapa bangsa ini sering Allah timpakan musibah???
Kenapa Bangsa ini tidak punya nyali/Izzah didepan percaturan dunia dalam bersikap dan bertindak???..
Kenapa…??? Kenapa….????
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rosul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.”(QS. An Nuur ayat 36)
“Engkau berharap keselamatan akan tetapi engkau tidak berjalan dijalurnya. Sesungguhnya kapal itu tidak bisa berjalan diatas tanah yang kering” (Syair arab)
icun bin abdullah bin dun bin bujang al-riau